Kotaagung – INFONUSANTARA.co.id – Bupati Tanggamus Hj. Dewi Handajani menerima Kunjungan Direktur Pengolahan dan Pemasaran Perkebunan Kementerian Pertanian RI, Ir.Dedi Junaidi, dan Direktur PT. Mayestik Integriti Indonesia Doni Perananto, di Ruang Rapat Utama Setdakab Tanggamus, Rabu (22/9/2021.)
Kunjungan tersebut dilaksanakan dengan agenda Diskusi Investasi dan Pemasaran Kopi Tanggamus, antara Pemerintah Kabupaten Tanggamus dengan Kementerian Pertanian RI dan PT. Mayestik Integriti Indonesia.
Turut hadir dalam kunjungan tersebut, Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Lampung yang diwakili Kabid Pemasaran dan Perkebunan Feriansyah, Sekdakab Tanggamus Hamid Heriansyah Lubis, para Asisten serta sejumlah Kepala Perangkat Daerah Kabupaten Tanggamus, serta Camat Ulubelu.
Bupati Tanggamus Dewi Handajani dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari kegiatan sebelumnya yaitu ‘Merdeka Ekspor’ yang diselenggarakan pada 14 Agustus 2021, serta dalam rangka mendukung Gerakan Tiga Kali Ekspor (GRATIEKS) Perkebunan yang salah
satu andalannya adalah komoditas kopi.
“Upaya ini tidak lain bertujuan untuk memperluas pasar kopi tanah air di kancah dunia, guna mendapatkan nilai dan harga yang lebih dari saat ini. Dengan tujuan akhir untuk meningkatkan kesejahteraan petani dan masyarakat pada umumnya,” ujar Bupati.
Dilanjutkan Bupati, Kabupaten Tanggamus memiliki wilayah perkebunan seluas 82.878 ha, yang didominasi oleh perkebunan kopi robusta, seluas 42.137 ha, dengan produksi 34.973 ton per tahun, yang merupakan perkebunan rakyat.
Selain kopi robusta, Kabupaten Tanggamus memiliki komoditas perkebunan lainnya seperti kakao luas 13.677 ha dengan produksi 6.531 ton, dan lada seluas 7.859 ha dengan produksi 3.483 ton.
Bupati mengungkapkan, terdapat permasalahan yang dihadapi petani pada umumnya, salah satunya adalah ketidakpastian harga ditingkat pengepul atau pembeli, bahkan cenderung mengalami penurunan setiap musim panen raya. Hal itu menyebabkan petani mulai melirik komoditas pertanian lainnya, yang dihawatirkan dapat mengurangi luas lahan bahan baku kopi. Selain itu ketersediaan peralatan pasca panen dan pengolahan hasil masih relatif minim dibadingkan dengan luas lahan yang ada, sehingga akan berakibat pada kualitas hasil yang tidak maksimal.
Masih kata Bupati, sebagian kecil pemasaran kopi Tanggamus sudah bekerja sama dengan beberapa perusahaan eksportir dan pengolah kopi, seperti PT. Nestle, PT. Mayora, Indomarco, PT. Louis Dreyfus Commodities, PT. Asia Makmur, PT. Olam dan Need Coffee. Selain itu, sebagian lainnya juga sudah dilakukan pengolahan kopi bubuk oleh beberapa UMKM yang ada di Kabupaten Tanggamus dengan pemasaran lokal maupun dalam daerah di Provinsi Lampung.
“Kondisi tersebut tentunya memerlukan perhatian dan solusi, baik oleh pemerintah pusat dan daerah, maupun oleh sektor swasta,” ujar Bupati.
Harapannya dengan adanya dukungan dan solusi dari banyak pihak, selain akan mampu meningkatkan produktivitas perkebunan, juga akan meningkatkan nilai jual dari produk yang dihasilkan, sehingga meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani dan masyarakat.
Sementara Direktur Pengolahan dan Pemasaran Perkebunan Kementerian Pertanian RI, Dedi Junaidi, mengatakan bahwa permasalahan perkebunan kopi yang ada di Kabupaten Tanggamus akan dapat diperbaiki.
“Insya Allah akan kami kawal untuk berinvestasi di Kabupaten Tanggamus, sehingga para petani bisa nyaman dan para petani bisa sejahtera. Semoga melalui silaturahmi ini bisa mendorong para pekebun untuk lebih maju,” tandasnya. (KHUZAINI)