Pesawaran–.INFONUSANTARA.co.id.–
Pembangunan IpaL Individual didesa talang mulya, kecamatan Teluk Pandan, Kabupaten Pesawaran, Lampung, tahun 2022 yang lalu, diduga jadi Ajang Korupsi oleh KSM / Pokmas. pasalnya pembangunan IpaL Individual tersebut , ketika penggalian septik tanknya , di rumah warga peserta IpaL masing-masing yang mendapat program tersebut , dan berjumlah 80 rumah/kpm, warga membayar upah penggaliannya sebesar Rp.400 ribu hingga 600 ribu rupiah, dengan tukang tersebut, Lalu dengan terpaksa warga mengeluarkan dana tersebut, karena jika tidak sampai membayar tidak ada yang menggali Septi tanknya. Ujar warga yang mendapat program tersebut.” Senin, (23/01/2023).
Padahal warga tersebut tinggal terima beres dan tidak ada bayar sedikit pun ongkos tungkang penggalian septi tank nya, namun mengapa semua warga yang mendapat program tersebut yang disuruh membayar upah penggaliannya oleh ketua KSM Masri , padahal anggarannya begitu besar dan yang di kerjakan ngecor sedikit itupun semua septi tanknya baik yang di dalam maupun yang di luar tidak di pelaster dengan semen, jadi begitu banyak makan uang rakyat.
Disisi lain Masri dan rekannya ingin mencari keuntungan yang lebih besar sehingga dia menyuruh warga yang ikut IpaL untuk membayar galian septi tanknya, namun sebenarnya Masri yang tanggungjawab atas semua proyek IpaL tersebut, termasuk pembayaran galian septi tanknya, dengan cara modus seperti itu, sangat jelas Masri diduga kuat melakukan korupsi program IpaL tersebut.”ujar sumber setempat.
“Apalagi anggaran pembangunan IpaL Sanitasi Individual dan septik tank itu tidak sedikit, senilai Rp. 500 juta sampai 600 juta rupiah, namun mengapa masih di bebankan kepada warga yang mendapat program IpaL yang harus membayar upah galian septik tank nya, tentu ini sangat merugikan dan memberatkan warga setempat, apa lagi banyak warga yang kurang mampu untuk membayar upah galiannya, Lantas dimana Letak tanggungjawab dari pengawas PU dan pendampingnya, seakan tidak ada pungsinya dengan kejadian IpaL ini, berikut keterangan warga yang mendapat program IpaL tersebut..
Entah dari mana pak kami cari uang untuk membayar upah galian kalau kami tidak bayar upah sama yang gali tidak ada yang menggali WC kami, keluh beberapa warga.
Warga setempat menambahkan, kami juga membayar upah galian 400 ribu, karena jika tidak membayar tidak ada yang menggalinya, dan keloset WC saja kami beli sendiri, tidak ada dari KSM / pokmas yang memberikan secara gratis, dan masri ketua KSM, hanya memantaw saja yang mengerjakan tukang, anak buahnya, menyemen dinding dan mengecor tutup septi tank saja, dan diduga juga adukan materialnya sangat bayak pasirnya apalagi septi tanknya tidak di plaster dengan semen, sehingga dikuatirkan akan mudah rusak dan hancur karena mutu dan kualitasnya kurang baik, itupun hingga sekarang masih ada yang belum selesai dan terbangkalai pekerjaannya.
Masri, selaku ketua KSM Desa Talang Mulya saat dikunjungi di rumahnya, namun yang bersangkutan tidak berada ditempat, dan sebelumnya di hubungi berkali-kali melalui telpn selulernya, yang bersangkutan juga tidak bisa mengakat telpnnya, miski telpn tersebut aktif.
Sementara Sanca selaku pimpinan pptk , dinas PUPR kab.pesawaran saat di konfirmasi melalui telpn selulernya/WhatsApp, dirinya sangat terkejut mendengar informasi terkait masalah IpaL Individual yang terjadi di desa talang mulya, dan mengaku baru tau Infonya, dia juga mengatakan nanti saya koordinasi dulu dengan kabid dan kadis, ucapnya.”
Sumber setempat meminta kepada pemerintah terkait / Lembaga hukum dan Tipikor Agar menindak Lanjuti persoalan IpaL ini, Agar kedepannya tidak ada lagi Oknum / kelompok yang mengambil keuntungan yang lebih besar dengan cara-cara yang kotor namun merugikan masyarakat. (Tim/Safran)