Dinar Kurniasari, Mahasiswi Baru UNILA Dalam Perjalanan Ceritanya sebagai Hafiz Quran

35
0

Bandarlampung,- INFONUSANTARA.CO.ID- Pengenalan Kehidupan Kampus Bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) merupakan salah satu kegiatan yang banyak dinanti sivitas akademika, termasuk di Universitas Lampung (Unila).

Kegiatan ini bukan sekadar memperkenalkan berbagai kegiatan dalam kampus saja, tetapi juga sebagai tempat untuk berbagi pengalaman menarik dan inspirasi dari setiap mahasiswa.

Seperti cerita dari Dinar Kurniasari, mahasiswi baru Unila jurusan Pendidikan Bahasa Inggris angkatan 2024. Dinar menjadi salah satu mahasiswi yang memiliki cerita dan pengalaman yang inspiratif sebagai hafiz Quran.

Dinar merupakan lulusan dari MAS Al-Fatah, Natar, Lampung Selatan. Menurutnya, Unila merupakan salah satu universitas terbaik di Lampung. Keberadaan Unila mampu menghasilkan lulusan-lulusan terbaik yang dapat berkontribusi memajukan bangsa dan negara.

Sejak kecil, Dinar bersama keluarganya sudah berada dalam ranah keagamaan yang begitu kental. Jadi tidak heran jika ia sudah mengenal Alquran saat masih belia. Namun, kecintaannya pada Alquran baru dirasakan ketika menginjak Madrasah Tsanawiyah (MTs).

Awalnya, Dinar hanya sekadar menghafal surah-surah dalam Alquran tanpa memahami maksud dari bacaan yang ia hafalkan. Sampai akhirnya, ia pun menemukan segala kemuliaan dari menghafal Alquran.

“Aku sempat baca bahwa salah satu kemuliaan penghafal Alquran adalah kelak di akhirat akan diberikan jubah dan mahkota kemuliaan. Hal tersebut yang menjadi motivasi saya untuk terus berusaha menjadi penghafal Alquran,“ ungkap Dinar.

Saat ini, Dinar berhasil menghafal sebanyak sepuluh juz Alquran. Adapun salah satu surah yang sering ia hafalkan adalah surah Al-Kahfi.

Selama menghafal, Dinar tak luput dihadapi berbagai kendala dan tantangan. Dinar memahami dirinya bukanlah orang yang mampu menghafalkan segala sesuatu dengan cepat. Namun, hal tersebut tidak mematahkan semangatnya untuk terus menjadi hafiz Quran.

Dinar berpendapat, menghafal Alquran tidak memerlukan syarat apapun. Pintar atau tidaknya seseorang bukan jadi alasan untuk tidak menghafal Alquran.

Saat masuk dalam dunia perkuliahan, tentunya aktivitas mahasiswa akan semakin padat dengan segala kesibukannya. Manajemen waktu adalah salah satu kendala yang pasti dimiliki seorang penghafal Alquran, termasuk Dinar.

Kedepannya, ia berencana untuk terus berusaha meluangkan waktu bersama Alquran, dengan bertemu teman-teman atau megikuti kegiatan keagamaan di lingkungan kampus agar tetao bisa melakukan murajaah.

Bagi Dinar, pentingnya murajaah memang tak bisa dielakkan, menjaga hafalan Alquran lebih sulit daripada bacaan baru. Bahkan, ketika kita ingin mengulang kembali hafalan sudah ada akan terasa lebih sulit daripada menghafal bacaan maupun surah yang baru.

“Saya selalu berusaha untuk terus menjaga Alquran dengan murajaah, baik dengan cara melihat ayat per ayat, dan pastinya kita setorkan hasil hafalan atau murajaah kita kepada Mulahiz (orang yang menerima hafalan Alquran). Menurutku, menghafal Alquran tidak bisa sendiri, namun perlu disimak orang lain,” ujarnya.

Dinar juga berharap, ketika nanti sudah terjun di ranah perkuliahan, ia bisa menjaga hafalan Alquran bersama dengan teman-teman ataupun orang-orang yang selalu ingin menjadi penjaga (hafiz).(red).