FT Unila Gelar Semnas SINTA dan SENAPATI

25
0

Bandarlampung, – INFONUSANTARA.CO.ID- Fakultas Teknik (FT) Universitas Lampung (Unila) menggelar Seminar Nasional Penelitian (SINTA) dan Pengabdian kepada Masyarakat (SENAPATI) dengan tema “Inovasi Teknologi dan Pemberdayaan Masyarakat dalam Menghadapi Perubahan Iklim dan Kebencanaan”, di Hotel Novotel, Kamis, 14 November 2024

Kegiatan bertujuan untuk mendorong pengembangan teknologi terhadap perubahan iklim serta memperkuat kolaborasi antara akademisi, pemerintah, dan masyarakat Provinsi Lampung dalam menghadapi mitigasi bencana dan perubahan iklim.

Ketua SINTA dan SENOPATI, Ir. Armijon, S.T., M.T., IPU., dalam laporannya menyampaikan, seminar ini merupakan agenda tahunan FT yang menjadi kerja sama lintas sektor untuk menghadapi tantangan perubahan iklim dan kebencanaan.

“Seminar ini merupakan agenda tahunan dari fakultas teknik. Seminar ini juga sebagai bentuk kerja sama lintas sektor untuk menghadapi tantangan perubahan iklim dan kebencanaan di Lampung,” ujarnya.

Dekan FT Dr. Eng. Helmy Fitriawan, S.T., M.Sc., hadir memberikan sambutan sekaligus membuka acara secara resmi dengan memukul gong, sebagai simbolis dimulainya seminar nasional ini.

Helmy menegaskan pentingnya inovasi dan pemberdayaan masyarakat untuk meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi bencana megathrust di Sumatra dan Selat Sunda.

“FT berkomitmen untuk memberikan kontribusi yang bermanfaat bagi masyarakat luas. Materi yang akan disampaikan diharapkan dapat memperkaya wawasan kita terkait kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana megathrust,” ujarnya.

Sejumlah pembicara terkemuka turut berpartisipasi meliputi, Dr. Ir. Muhammad Wafid, A.N., M.Sc., Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM Bandung, yang membahas mitigasi kebencanaan geologi, serta Dosen UnilabProf. Dr. Ir. Muh Sarkowi, S.Si., M.Si., IPU., dan Dr. Sri Ratna Sulistiyanti, yang berbicara mengenai kontribusi Unila dalam menghadapi kebencanaan.

Ir. Muh. Sarkowi dalam materinya menyampaikan, program studi teknik elektro telah memasang “Tsunami Early Warning System” yang diletakkan di Pulau Sebesi untuk mendeteksi bencana tsunami sedini mungkin sebelum sampai ke daratan.

Dengan berbagai topik yang dibahas, seminar ini diharapkan dapat memberi wawasan baru, serta mempererat sinergi antara pemerintah, akademisi, dan masyarakat, untuk menciptakan solusi yang inovatif dalam menghadapi perubahan iklim dan potensi bencana di Indonesia. [Magang_Tryolla Putri Noor Harvani/Kezia Permata Sai].