Bandar Lampung,– INFONUSANTARA.co.id– Seminar dan Rapat Kerja Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia Cabang Lampung 2022-2025, yang diselenggarakan di Bukit Randu Hotel & Resto, Sabtu (6/8/2022).
Dr. Agus Nompitu (ketua ISEI Lampung), mengapresiasi atas pencapaian kinerja ekonomi Provinsi Lampung dalam menurunkan angka kemiskinan sebesar 0,95%, yang semula pada Maret 2021 presentasinya sebesar 12,62%, menjadi 11,67% pada september 2021, dan pada maret 2022 juga telah mengalami penurunan menjadi 11,57%. Sejalan dengan hal itu, tingkat pengangguran terbuka juga semakin berkurang.
Agus Nompitu saat memberikan sambutan menjelaskan bahwa capaian Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) februari tahun 2022 Lampung mencapai 4,31% dibandingkan capaian rata-rata Nasional yang mencapai 5,83%, Provinsi Lampung terendah ketiga de-Sumatera, jelasnya.
Agus menambahkan bahwa kita berharap angka kemiskinan akan terus dapat diturunkan pada waktu-waktu mendatang, tentu dalam pencapaianya sangat diperlukan kolaborasi dan sinergitas semua stakeholder (Perbankan, Dunia Usaha Dunia Industri, Pers dan Kelompok-kelompok Strategis Masyarakat), serta didukung oleh kebijakan fiscal dan moneter yang dapat mendorong akivitas ekonomi yang menyentuh pada masyarakat miskin, kondisi Makro Ekonomi Provinsi lampung triwulan II-2022 terhadap triwulan II-2021 (y-on-y) mengalami pertumbuhan sebesar 5,22%, dan terhadap triwulan I-2022 (q-to-q) mengalami pertumbuhan sebesar 9,12 %, perekonomian masih didominasi oleh lapangan usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan sebesar 29, 66 %, diikuti Industri Pengolahan sebesar 18,67%, Perdagangan Besar-Eceran dan Reparasi mobil-Sepeda Motor sebesar 12,69%, serta Konstruksi sebesar 9,41%. Peranan keempat lapangan usaha tersebut dalam perekonomian Provinsi Lampung mencapai 70,42%, Indeks Haarga Konsumen (IHK) Lampung mengalami kenaikan indeks dari 112,64 pada Juni 2022 menjadi 113,46 pada juli 2022. Dengan demikian terjadi inflasi sebesar 0,73%. Tingkat inflasi tahun kalender (Januari-Juli) 2022 sebesar 4,39% dan tingkat inlasi tahun ke tahun (Juli 2022 terhadapJUli 2021) sebesar 5,61%, jelasnya.
Agus menambahkan lebih jauh bahwa, dari dua kota pemantauan di Lampung pada Juli 2022, Kota Bandar Lampung mengalami inflasi sebesar 0,75%, sedangkan Kota Metro inlasi sebesar 0,58%, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) bersama Satgas Pangan perlu melakukan penguatan peningkatan sinergi serta komitmen bersama untuk memastikan keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, dan komusikasi efektif, umtuk memitigasi tekatan risiko naiknya tingkat inflasi di waktu mendatang, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) tahun 2021 mengalami peningkatan dibanding tahun sebelumnya. IPM Lampung pada tahun 2021 mencapai 69,90 meningkat 0,21 poin dibandingkan capaian tahun 2020 yaitu 69,69%, terhadap 4 Kabupaten/Kota kategori IPM bernilai tinggi (Bandar Lampung, Metro, Lampung Tengah dan Pringsewu)dan 11 Kabupaten/Kota bernilai sedang. IPM tertinggi diraih oleh Kota Bandar Lampung dan terendah diraih Kabupaten Mesuji, tutupnya.
.
Pada saat Ishoma, Agus memberikan statement kepada Awak Media bahwa ISEI adalah organisasi profesi dan jumlah anggotanya juga sudah cukup banyak, sehingga tersebar diberbagai medan Pengabdian, ada yang di Birokrat, ada yang di Akademisi dan ada yang di dunia profesional sebagai akuntan, sebagai manajer bisnis, bahkan ada yang di Politik, sehingga ini harus menunjukan perang kontribusinya untuk percepat pembangungan daerah di semua sektor di 15 Kabupaten kota, jelasnya.
Agus menambahkan lebih jauh bahwa Raker ini kita akan menyusun program untuk menukung program pembangunan percepatan, baik itu disisi kebijakan Makro Ekonomi Lampung, memberikan masukan-masukan strategis dalam pembangunan daerah dan juga terkait dengan mempersiapkan peningkatan kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) sarjana ekonomi untuk lebih tersertifikasi dan sebagainya, kita harus banyak strategi yang tepat untuk dapat meningkatkan dan mempertahankan ketahanan pangan yang di Provinsi Lampung, sehingga kita dapat memenuhi kebutuhan bagi masyarakat yang ada di Provinsi Lampung agar kita dapat tetap terjaga stabilitas pangan kita dan juga stabilitas harga dari pangan kita sekaligus pengendalian inflasinya, jelasnya. (Iyan/Asgf).