Bandarlampung,- INFONUSANTARA.CO.ID- Universitas Lampung (Unila) menyelenggarakan Lokakarya Pengembangan Sistem Manajemen Layanan Laboratorium sebagai bagian dari Program Revitalisasi Perguruan Tinggi Negeri (PRPTN) tahun anggaran 2024.
Kegiatan yang dibuka Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Kerja Sama, dan TIK, Dr. Ayi Ahadiat, S.E., M.B.A., berlangsung dua hari, 15-16 Agustus 2024, di Ballroom Hotel Radisson, Bandar Lampung.
Dr. Ayi dalam sambutannya menekankan pentingnya pengembangan sistem manajemen laboratorium untuk mendukung peningkatan kualitas pendidikan dan penelitian di perguruan tinggi.
Menurutnya, hasil lokakarya akan menjadi acuan dalam menyusun kebijakan pengelolaan laboratorium di Unila dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas dan efektivitas layanan di masa mendatang.
Program revitalisasi ini diharapkan menjadi langkah strategis dalam meningkatkan daya saing universitas melalui layanan laboratorium yang lebih baik, efisien, dan terstruktur.
Narasumber utama dalam lokakarya yakni Kepala Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu (LPPT) dan Guru Besar FMIPA Fisika Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof. Dr. Eng. Yusril Yusuf, S.Si., M.Si., M.Eng., serta Sumadi, S.Kom., Staf Teknologi Informasi LPPT UGM.
Keduanya membagikan pengetahuan mengenai pengembangan sistem manajemen laboratorium yang berstandar internasional, khususnya terkait standar ISO/IEC 17025:2017.
Prof. Yusril Yusuf menjelaskan, sistem manajemen laboratorium yang baik adalah kunci untuk memastikan hasil uji dan kalibrasi yang akurat dan dapat dipercaya. “Standar ISO/IEC 17025:2017 adalah pedoman penting dalam mencapai pengakuan internasional terhadap kompetensi laboratorium,” ujarnya.
Lokakarya ini dirancang untuk memperdalam pemahaman peserta mengenai sistem manajemen laboratorium, layanan, dan akreditasi. Selama dua hari kegiatan, peserta diperkenalkan dengan berbagai aspek penting.
Pertama, mereka mempelajari konsep dasar laboratorium, layanan, dan pentingnya akreditasi ISO/IEC 17025:2017. Kemudian, Prof. Yusril membagikan wawasan mengenai bisnis utama LPPT UGM, yang meliputi pengujian, kalibrasi, serta layanan multidisiplin.
Selain itu, peserta mendapatkan informasi tentang sistem manajemen bisnis di LPPT UGM, termasuk pengelolaan mutu dan penerapan teknologi informasi. Diskusi juga mencakup pembagian laboratorium dalam dua kategori yakni, sains dan teknologi, serta sosial dan humaniora.
Laboratorium sains dan teknologi biasanya dilengkapi untuk kegiatan pendidikan, penelitian, dan pengujian, sementara laboratorium sosial dan humaniora fokus pada pengembangan cipta karya dan penelitian multidisiplin.
Lokakarya ini juga menyoroti pentingnya sistem manajemen mutu yang berstandar internasional, termasuk penerapan ISO 9001, serta penggunaan teknologi informasi dalam pencatatan dan pelaporan.
Diharapkan, hasil dari lokakarya ini dapat membantu laboratorium di perguruan tinggi negeri di Indonesia untuk mengadopsi praktik terbaik dalam manajemen dan layanan laboratorium, serta meningkatkan kualitas dan akreditasi layanan mereka.
Kegiatan ini diakhiri dengan sesi tanya jawab, di mana peserta dapat berdiskusi langsung dengan Prof. Yusril mengenai tantangan dan solusi dalam pengembangan sistem manajemen laboratorium.(Red).